Dua tahun sudah berlalu. Januari telah dua kali berganti. Seharusnya aku sudah lupa, sudah mengikhlaskan. Tapi entah kenapa, di tahun ini, semua kenangan itu kembali.  


Aku duduk di bangku kayu sebuah taman yang dulu sering kita datangi. Angin berembus pelan, membawa aroma hujan semalam yang masih menyisakan jejak di tanah. Aku menatap pohon besar di ujung jalan, tempat kita dulu berteduh sambil berbagi cerita yang tak pernah ada habisnya.  


Dulu, kita sering tertawa di sini. Tawa yang ringan, candaan yang terkadang tak masuk akal, dan obrolan-obrolan tak penting yang entah mengapa selalu membuat nyaman. Aku pikir semua itu sudah berlalu, terkubur bersama waktu. Tapi nyatanya, kenangan itu seperti daun kering yang diterbangkan angin—pergi sebentar, lalu kembali lagi ke tempat yang sama.  


Aku bertanya pada diriku sendiri, kenapa aku kembali ke sini? Bukankah aku sudah melepaskan? Bukankah aku sudah melangkah? Tapi semakin aku mencoba mencari jawaban, semakin aku menyadari sesuatu yang lebih dalam.  


Mungkin, aku memang tak pernah benar-benar pergi.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini