Kenangan di Sadang Serang
Malam ini, aku duduk di depan warung,
jam sebelas, ditemani kopi yang perlahan mendingin.
Hujan masih ragu untuk berhenti,
dan aku memandang jalan yang tak pernah sepi.
Di sini, di Sadang Serang,
tempat orang-orang memotong jalan,
dari Pahlawan menuju Simpang Dago,
seperti aku dulu, saat pulang sekolah.
Ada jejak langkah yang masih terasa,
di trotoar basah, di lampu jalan temaram.
Dulu aku tak sendiri, ada tangan yang kugenggam,
ada tawa yang kini hanya gema dalam ingatan.
Waktu melaju, tak bisa kucegah,
dua tahun berlalu, dan kau menjadi asing.
Seperti hujan yang jatuh tapi tak pernah kembali ke langit,
kau pergi, meninggalkan basah di hati yang sunyi.
suka bgt sama tulisannya, semangat trs kak
BalasHapus