Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2025
 Kenangan di Sadang Serang Malam ini, aku duduk di depan warung,   jam sebelas, ditemani kopi yang perlahan mendingin.   Hujan masih ragu untuk berhenti,   dan aku memandang jalan yang tak pernah sepi.   Di sini, di Sadang Serang,   tempat orang-orang memotong jalan,   dari Pahlawan menuju Simpang Dago,   seperti aku dulu, saat pulang sekolah.   Ada jejak langkah yang masih terasa,   di trotoar basah, di lampu jalan temaram.   Dulu aku tak sendiri, ada tangan yang kugenggam,   ada tawa yang kini hanya gema dalam ingatan.   Waktu melaju, tak bisa kucegah,   dua tahun berlalu, dan kau menjadi asing.   Seperti hujan yang jatuh tapi tak pernah kembali ke langit,   kau pergi, meninggalkan basah di hati yang sunyi.
Dua tahun sudah berlalu. Januari telah dua kali berganti. Seharusnya aku sudah lupa, sudah mengikhlaskan. Tapi entah kenapa, di tahun ini, semua kenangan itu kembali.   Aku duduk di bangku kayu sebuah taman yang dulu sering kita datangi. Angin berembus pelan, membawa aroma hujan semalam yang masih menyisakan jejak di tanah. Aku menatap pohon besar di ujung jalan, tempat kita dulu berteduh sambil berbagi cerita yang tak pernah ada habisnya.   Dulu, kita sering tertawa di sini. Tawa yang ringan, candaan yang terkadang tak masuk akal, dan obrolan-obrolan tak penting yang entah mengapa selalu membuat nyaman. Aku pikir semua itu sudah berlalu, terkubur bersama waktu. Tapi nyatanya, kenangan itu seperti daun kering yang diterbangkan angin—pergi sebentar, lalu kembali lagi ke tempat yang sama.   Aku bertanya pada diriku sendiri, kenapa aku kembali ke sini? Bukankah aku sudah melepaskan? Bukankah aku sudah melangkah? Tapi semakin aku mencoba mencari jawaban, semaki...